Halaman

Minggu, 23 Januari 2011

Majas (Gaya Bahasa)

Majas adalah cara khas seseorang dalam menyampaikan pikirannya atau idenya kepada orang lain menggunakan bahasa.
Menurut Henry Guntur Tarigan seorang Ahli Bahasa, majas dibagi menjadi empat kelompok, yaitu :
  1. Majas Perbandingan
  2. Majas Pertentangan
  3. Majas Pertautan
  4. Majas Perulangan
Di sini kita akan mempelajari sebagian dari kelompok majas-majas tersebut.

     1.     Majas Perbandingan
a.   Majas Personifikasi
Majas yang menganggap benda mati / bukan manusia yang dapat berbuat seperti halnya manusia atau memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia.
Contoh      : Peluru mengejar-ngejar dada musuh.
                    Bolpoin itu menari di atas kertas.
                    Pohon nyiur melambai ditiup angin.
b.   Majas Perumpamaan
Majas yang membandingkan dua hal yang berlainan yang mempunyai sifat sama. Biasanya dalam membandingkan menggunakan kata-kata perbandingan (seperti, laksana, bagai, umpama, andaikan, bak).
Contoh      : Persahabatannya seperti anjing dan kucing.
                    Kehidupannya bagai telur diujung tanduk.
                    Pendiriannya bagai air di atas daun talas.
c.   Majas Metafora
Majas yang membandingkan secara langsung terhadap dua hal yang berlainan, tapi dianggap sama.
Contoh      : Pemuda adalah tulang punggung bangsa.
                    Buku merupakan gudang ilmu.
d.     Majas Alegori
                   ·    Majas Alegori I
             Majas yang erat hubungannya dengan cerita berlambang (fabel).
             Contoh    : Kelicikannya mengingatkan aku cerita si kancil.
                   ·    Majas Alegori II
            Majas yang mengungkapkan beberapa kejadian/peristiwa yang kejadian itu satu 
            dengan yang lain tidak dapat dipisahkan bahkan membentuk satu kesatuan.
            Contoh    : Kesulitan yang ditemui suami istri itu diumpamakan topan dengan badai.
                              Kehidupan yang dialami diumpamakan nahkoda dengan juru mudi.
     2.     Majas Pertentangan
a.   Majas Hiperbola
Majas yang melukiskan keadaan/peristiwa secara berlebih-lebihan tujuannya untuk menegaskan arti.
Contoh      : Badannya kurus, kulit membalut tulangnya.
                    Ia bekerja membanting tulang, memeras keringat, memutar otak.
b.   Litotes
Majas yang mengungkapkan keadaan yang berlawanan artinya dengan keadaan yang sebenarnya tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh      : Makanlah dengan garam saja.
                    Mampirlah ke gubuk saya.
c.   Ironi
Majas yang mengungkapkan keadaan yang berlawanan artinya dengan keadaan yang sebenarnya tujuannya untuk menyindir secara halus.
Contoh      : Bagus benar tulisanmu bagus sekali sehingga sulit dibaca.
                    Kopi ini manis sekali, gula mahal, iya?
d.   Sarkasme
Majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar.
Contoh      : Muak aku melihat tampangmu.
                    Kelakuanmu memang anjing.
e.   Antitesis
Majas pertentangan yang pertentangan itu dinyatakan langsung dalam kalimatnya.
Contoh      : Besar kecil, tua muda, semua berbondong-bondong ke lapangan.
                    Kaya miskin seseorang tidak mempengaruhi sifatnya.
f.    Paradoks
Majas pertentangan/perlawanan yang pertentangan itu bertentangan dengan keadaan yang sebenarnya.
Contoh      : Ia merasa kesepian di tengah keramaian kota.
                    Ia merasa terhimpit di antara harta yang melimpah.
g.   Klimaks
Majas yang menunjukkan keadaan semakin lama semakin meningkat/tinggi.
Contoh      : PKn diajarkan sejak SD, SMP, SMA, dan di Perguruan Tinggi.
h.   Anti Klimaks
Majas yang mengungkapkan keadaan/pernyataan dari yang tinggi ke yang rendah.
Contoh      : Jangankan seribu, seratus, bahkan serupiah pun aku tak punya.
     3.     Majas Pertautan
a.   Majas Metonemia
Majas yang menggunakan sebuah nama yang nama tersebut bertaut dengan benda/orang sehingga dapat menggantikan benda yang dimaksudkan.
Contoh      : Ibu ke pasar naik bebek (bebek yang dimaksud adalah motor bebek).
                    Adik memakai bata (bata yang dimaksud adalah merk sepatu).
                    Adik menulis dengan pilot (pilot yang dimaksud adalah merk bolpoin).
                    Khairil Anwar banyak dibaca masyarakat (Khairil Anwar yang dimaksud 
                    adalah buku karangan Khairil Anwar).
b.   Majas Sinekdoke
Majas yang menyebutkan sebagian/seluruhnya mengenai suatu benda.
a.   Sinekdoke Pars Prototo
Majas yang menyebutkan sebagian suatu benda tetapi yang dimaksudkan keseluruhan/seluruhnya.
Contoh            : Ayah membeli dua ekor kambing.
                          Ia tidak mau menginjakkan kakinya di sini.
b.   Sinekdoke Totem Pro Parte
Majas yang menyebutkan keseluruhan suatu benda tetapi yang dimaksudkan sebagian.
Contoh            : Kaum putri pada tanggal 21 April memperingati Hari Kartini.
                          Perang Dunia II berakhir pada tahun 1498.
c.   Majas Eufimisme
Majas yang menggunakan kata-kata yang dianggap lebih sopan, lebih halus, untuk menggantikan kata-kata yang dianggap kasar/tabu.
Contoh      : Ia barus saja keluar dari LP.
                    Karena ditinggal suaminya, ia agak kurang waras.
d.   Majas Alusio
Majas yang menggunakan kata ungkapan/peribahasa yang ditulis sebagian saja karena secara umum orang sudah mengetahui maksud dan kelanjutan peribahasa tersebut.
Contoh      : Hendaknya kita sedia payung dalam berbagai kegiatan.
                    Setiap usaha umumnya berakit-rakit ke hulu.
     4.     Majas Perulangan
a.   Majas Aliterasi
Majas perulangan (repetisi) yang mengulang pada huruf konsonan yang terjadi dalam baris atau kalimat.
Contoh      : Kuda kami kian kemari.
                    Bagai batu membesi benar.
b.   Majas Asonansi
Majas yang mengulang pada huruf vokal terjadi pada baris puisi atau kalimat.
Contoh      : Mati api di dalam hati.
c.   Majas Anafora
Majas yang mengulan pada kata awal dalam baris/kalimat.
Contoh      : Kamu bilang hidup ini berengsek, kamu bilang hidup ini tak berarti.
d.   Majas Epifora
Majas yang mengulang kata akhir dalam baris kalimat.
                      Contoh            : Selusin gelas ditumpuk tak pecah, selusin piring ditumpuk tak pecah.

Satu Bulan Internsip

Hola, ternyata sudah satu bulan tidak menulis. Padahal terlalu banyak kegelisahan-kegelisahan yang dialami dalam satu bulan ini, haha. Tap...