Halaman

Sabtu, 14 November 2020

Keajaiban Restu Orang Tua (Part 2)

Di tengah kegalauan memilih antara RS Roemani dan RS Bhayangkara, dengan si A yang tak kunjung membalas chat-ku aku pun memutuskan untuk bertanya dan menceritakan kegalauanku kepada ibuku. Aku berkata kalau aku bingung, dan aku menanyakan bagaimana kalau aku memilih RS Bhayangkara. Aku terkejut saat ibuku dengan bersemangat berkata “Kalau ada Bhayangkara yaudah, kalau bisa milih Bhayangkara saja!”.

Tidak seperti saat aku berkata ingin memilih RS Roemani dimana ibuku hanya mengiyakan dan mendoakan yang terbaik, saat aku ingin memilih RS Bhayangkara ibuku dengan penuh semangat mendukung dan mendoakanku agar aku bisa mendapat wahana di RS Bhayangkara. Menurutku ini merupakan petunjuk agar aku membulatkan tekadku untuk memilih RS Bhayangkara yang sebenarnya aku pun masih buta dan tidak mengetahui reviewnya. Tapi entah bagaimana, semangat dari ibuku tertular padaku dan membuatku benar-benar yakin untuk memutuskan RS Bhayangkara sebagai pilihan pertamaku.

Setelah memutuskan pilihan pertamaku, aku mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Aku pun membuat list pilihan wahanaku seperti ini.

       1. RS Bhayangkara

       2. RS Roemani

       3. RSUD Ungaran

      4. RSUD Sunan Kalijaga Demak (awalnya pilihanku adalah RS Ken Saras Ungaran, namun aku merasa RS ini terlalu jauh)

Sepanjang malam aku cemas dan banyak berdoa, juga meminta orang-orang terdekatku untuk mendoakanku. Aku bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pada hari pemilihan wahana aku sudah bersiap dari jam 8 pagi, walaupun waktu pemilihannya masih jam 10. Aku bersama temanku di warnet tersebut, mengobrol dan mencoba menutupi kecemasan satu sama lain. Aku juga memerhatikan sekaligus berdiskusi dengan operator di sana terkait tips pemilihan wahana. Oh iya, sedari pagi tentunya aku kembali meminta doa restu kepada kedua orang tuaku.

Sudah mulai cemas mendekati jam login

Pukul 09.50 merupakan waktu diperbolehkan login akun, aku pun segera memasukkan email dan password lalu mulai merasakan kecemasan. Beberapa temanku yang tidak mengikuti pemilihan pada hari itu juga turut datang untuk melihat kami memilih wahana, sehingga rasa cemas lumayan berkurang karena kami bisa saling ngobrol.

Ketika waktu menunjukkan pkul 09.57 aku segera mengirim pesan kepada orang-orang terdekatku untuk mendoakanku agar pemilihan wahana berjalan lancar dan aku bisa mendapat wahana yang kuinginkan, yaitu RS Bhayangkara. Akhirnya pukul 09.59 lebih sekian detik aku klik refresh dan saat list wahana sudah muncul aku segera menuju ke list paling bawah. Tulisan RS Bhayangkara masih terpampang jelas dan aku segera memilih list tersebut. Sekali. Refresh. Dua kali. 

Alhamdulillah sudah berhasil memilih wahana

Akhirnya aku telah memilih wahana. Kemudian aku segera mengecek pakta intergritas.

Alhamdulillah lagi, aku mendapatkan wahana pilihanku

Aku hanya bisa terdiam dan benar-benar tidak dapat mengekspresikan perasaanku. Aku sangat bersukur dan sedikit tidak percaya. Aku pun segera menghubungi orang-orang terdekatku dan memberi kabar bahwa aku berhasil mendapat wahana pilihanku.

Pada saat itu juga aku baru merasakan kalau restu orang tua dan doa dari orang tua benar-benar memiliki keajaiban. Di sini yang ingin aku tekankan, doa dan restu yang diberikan benar-benar harus spesifik. Aku pun teringat ketika aku meminta restu untuk memilih RS Roemani orang tuaku hanya mengiyakan dan mendoakan agar aku mendapat yang terbaik (karena sebagaimana mestinya orang tua pasti hanya akan mendukung pilihan dan keinginan kita walaupun mereka sebenarnya punya pendapat lain), sedangkan saat aku meminta restu untuk memilih RS Bhayangkara mereka nampak bersemangat dan mendoakanku dengan spesifik agar aku dapat internsip di RS Bhayangkara sehingga hal tersebut juga membantu memantapkan hatiku. Aku yang yakin tanpa ragu dengan pilihanku, dan orang tua yang meridhoi dan mendoakanku akhirnya berhasil mendapatkan sesuai keinginan.

Di sini aku pun belajar untuk tidak menyepelekan restu orang tua. Restu orang tua itu penting dan punya keajaibannya sendiri.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Satu Bulan Internsip

Hola, ternyata sudah satu bulan tidak menulis. Padahal terlalu banyak kegelisahan-kegelisahan yang dialami dalam satu bulan ini, haha. Tap...