Museum
Kartini terletak di pusat Kota Jepara, tepatnya di sebelah selatan
alun-alun kota Jepara. Lokasinya sangat strategis, tepat di sebelah
timur Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten, sebelah selatan Masjid Agung,
sebelah barat Kodim Jepara, dan utara Jepara Shopping Center.
Museum ini memiliki berbagai macam benda bersejarah seperti foto keluarga Kartini, alat-alat kuno Jepara, hasil kerajinan Jepara, dan sebagainya.
Museum ini memiliki berbagai macam benda bersejarah seperti foto keluarga Kartini, alat-alat kuno Jepara, hasil kerajinan Jepara, dan sebagainya.
Museum yang didirikan pada tanggal 31 Maret 1975 dan diresmikan pada tanggal 21 April 1977 ini
didirikan sebagai penghargaan terhadap R.A.Kartini perintis emansipasi
Wanita Indonesia.Dan saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan di bawah Pemerintah Daerah kabupaten Jepara.
Museum
Kartini memiliki empat ruang. Ruang pertama adalah Ruang Kartini. Ruang
kedua adalah Ruang Daroessalam. Ruang ketiga adalah Ruang Jepara Kuno
itu. Dan terakhir, ruang keempat adalah Ruang Kerajinan.
Di
ruang pertama, ada banyak jenis foto dan koleksi Kartini. Ruangan ini
juga diisi dengan meja dan kursi makan, serta perabot rumah tangga
lainnya, juga barang pecah belah. Ada juga gambar silsilah keluarga RA
Kartini yang nenek moyangnya berasal dari kerajaan Majapahit dan ayahnya
yang menikah dengan dua istri, yaitu MA Ngasirah sebagai garwa ampil dan keturunan Madura RA Murjan sebagai garwa padmi. Ada juga foto ari-ari Kartini di Mayong, Jepara dan foto makam Kartini di Rembang, serta foto-foto pada usia 6 tahun, remaja, 21 tahun, dan saat mengajar. Ada pula gambar Pantai Bandengan yang dalam
bahasa Belanda disebut Klein Scheveningen. Selain itu ada contoh
surat-surat Kartini kepada temannya di Belanda dan koleksi kutipan yang
terkandung dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Ada juga alat-alat
bermain Kartini, seperti dakon, alat untuk menyimpan obat herbal Jawa (bothekan). Selain itu ada pula Macan Kurung, ukiran unik yang terbuat hanya dari satu batang sepotong tanpa penghubung apapun yang memiliki filosofi keadilan karena menggambarkan harimau yang dikurung, menyatakan bahwa baik raja maupun rakyat biasa memiliki kedudukan yang sama. Meskipun ia memiliki posisi tinggi jika melakukan kesalahan akan dihukum atau dikurung.
Di ruang kedua, Ruang Daroessalam ada banyak peninggalan
RMP Sosrokartono dan banyak foto keluarga Kartini juga. Ini seperti di
ruang pertama. Ruangan ini berisi benda-benda peninggalan Drs. R.M.
Panji Sosrokartono (Kakak R. A. Kartini). Di ruangan ini ada sebuah biografi Raden Sosrokartono yang lulusan dari Universitas Leiden, Belanda, dimana dia menguasai 9 bahasa asing timur, dan 17 bahasa asing barat. Dan selama hidupnya dikenal sebagai "Dokter Air Putih" karena selalu memberi pengobatan dengan air dan kata agung Alif . Alif berarti satu, artinya Allah adalah satu dan yang memberikan bantuan hanya Allah, dan ia hanya sebagai perantara saja. Ada juga ruang meditasi di mana ada alat upacara meditasi. Ada juga kaligrafi berbentuk harimau yang mengandung Surat Alfatihah. Selain itu juga terdapat gambar dari Kakek RA Kartini , Bupati Demak Ario Tjondronegoro IV, saudara RA Kartini RM Panji Sosrokartono dikenal sebagai Ndoro Sosro, ibu, ayah, dan suami RA Kartini.
Ruang
Ketiga berisi koleksi benda-benda sejarah antara lain ada semacam
tulang ikan paus raksasa bernama "Joko Tuo" yang memiliki kepala datar
seperti pepeh atau lele panjang sekitar 16 meter, berat badan sekitar 6
ton, lebar 4 meter, 2 meter dan tinggi sekitar 220 tahun. Tulang ikan
ini ditemukan di perairan Karimun Jawa pada
pertengahan April 1989. Di ruang ini terdapat juga berbagai mata uang
Indonesia dari tahun 1945 sampai sekarang. Dan ada juga mata uang
"kepeng" ditemukan pada tahun 1961 yang berasal dari Kecamatan Keling. Ada juga Yoni (dari Kecamatan Batealit) yang menggambarkan kesuburan. Pasangannya adalah fragmen lingga (dari Kecamatan Bangsri) yang merupakan lambang laki-laki. Gabungan dari fragmen lingga dan yoni menggambarkan hubungan antara pria dan wanita. Ada juga piring dan keramik peninggalan Bangsa Cina. Warisan piring Bangsa Cina memiliki rona warna biru yang merupakan warna dominan dari Cina. Ada juga ukiran batu yang masih terdapat di dinding Masjid Mantingan. Ukiran batu ini adalah peninggalan dari Ratu Kalinyamat. Di ruangan ini ada juga gambar Pelabuhan Jepara sekitar 14-15 tahun Masehi.
Ruang Kerajinan berisi koleksi kerajinan dari seluruh daerah di Jepara, ada monel dari Kriyan, ukiran dari Mulyoharjo, keramik dari Mayong, kain tenun dari Troso, Pecangaan, anyaman bambu dan rotan dari Welahan, dan lain sebagainya. Di ruangan ini juga ada gambar RA Kartini yang terbuat dari rangkaian kerang hasil karya mahasiswa UNNES. Ada juga peralatan memancing seperti bubu dan wuwu serta kerajinan kendi dari tanah liat dari Mayong dengan tiga lubang yang disebut "Teko Malik" yang bagian bawahnya dibuat lubang tetapi jika diisi air tidak akan tumpah karena air mengalir di sela-sela lubang. Ada juga patung-patung dan kerajinan lain seperti patung kura-kura asli yang diawetkan.
Museum
Kartini menyimpan sejarah besar tentang Kota Jepara. Sayangnya, Museum
itu kini mulai terabaikan. Sekarang, sudah jarang yang mengunjunginya,
karna masyarakat Jepara sendiri lebih banyak menghabiskan waktu ke
Jepara Shopping Centre, daripada menilik bangunan bersejarah di
sebelahnya. Museum ini harus tetap dipublikasikan, dan kita harus
mensosialisasikannya sebagai icon Kota Jepara.
Ibu kartini menginspirasi
BalasHapus