Halaman

Minggu, 06 Mei 2012

Tape Ketan


Tape ketan merupakan makanan tradisional dari Jawa yang proses pembuatannya cukup mudah. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan tape ketan.
Bahan :

  • Beras ketan
  • Ragi
  • Air
Langkah :

  1. Jemur ragi yang akan digunakan untuk fermentasi, kemudian haluskan ragi.
  2. Cuci bersih beras ketan.
  3. Tanak beras ketan, jangan sampai matang.
  4. Angkat saat masih setengah matang.
  5. Cuci lagi beras ketan setengah matang.
  6. Tanak sampai benar-benar matang.
  7. Setelah matang, tunggu sampai dingin.
  8. Siapkan ragi yang telah dijemur.
  9. Taburi beras ketan yang sudah dingin dengan ragi yang telah dihaluskan.
  10. Campur aduk ragi dan beras ketan sampai merata.
  11. Bungkus campuran.
  12. Tunggu selama tiga hari.
 

Serba-Serbi Blogging


Judul       : Tip & Trik Membuat Blog Lebih Dahsyat
Penulis    : Sudarma Sopian
Penerbit   : mediakita
Cetakan   : Pertama, 2010
Tebal       : VIII+160 halaman
Mengutip sebuah iklan, “Tidak semua orang bisa bernyanyi tapi ‘semua’ orang bisa nge-BLOG”. Ya, memang “semua” orang bisa ngeblog. Begitulah kata Sudarma, penulis Buku Tip & Trik Membuat Blog Lebih Dahsyat yang ditakdirkan untuk membantu para blogger dalam blogging mulai dari membuat, memodifikasi template (tampilan), merombak tampilan sesuai keinginan, menambah pernak-pernik (hiasan), sampai mempromosikannya dengan cara yang praktis. Bahasanya yang mudah dipahami serta tambahan gambar tuntunan yang bervariasi membuat buku ini wajib dilahap blogger pemula. Di dalam buku ini kita mendapatkan dasar-dasar blogging hingga teknik pemasangan Google Adsense yang bisa menambah penghasilan. Tetapi dalam penambahan gadget buku ini masih terbatas. Setelah membaca buku ini penulis berharap, semua lapisan masyarakat termasuk kaum yang awam menggunakan komputer dan internet dapat bebas berekspresi dan mengembangkan kemampuannya dalam membangun sebuah blog. Buku ini sangat perlu dimiliki karena dapat memberikan solusi cerdas dalam menghadapi persoalan blogging. Jadi, tunggu apa lagi! Segera datangi toko buku terdekat, get it!

PLTU Tanjung Jati B Jepara, Mensuplai 11,5 % Energi Listrik Jawa-Bali


            Kita tentu tahu, PLTU Tanjung Jati B di Jepara. Melalui tenaganya yang besar, PLTU Tanjung Jati B dapat mengembangkan targetnya dengan memberikan suplai energi listrik di beberapa wilayah, bahkan di seluruh Indonesia.
            Itu semua dibuktikan setelah Unit Ekspansi 1 dan 2 selesai beroperasi, PLTU Tanjung Jati B mendapat kesuksesan dalam mensuplai energi listrik untuk Unit 1 dan 2 wilayah Jawa-Madura-Bali pada tahun 2006.
            Dua tahun berikutnya, PLTU Tanjung Jati B Jepara akan mensuplai tambahan energi listrik ke Sistem Jawa-Bali sebanyak 2 X 660 MW. Ini berdasarkan target penyelesaian Unit Ekspansi 3 dan 4 yang dibangun sejak penandatanganan Financial Closing, pada 25 Februari 2009.
            Pelaksanaan pengembangan unit ekspansi memakan waktu 35 bulan untuk Unit 3 dan 38 bulan untuk Unit 4. Jadi, PLTU diharapkan untuk dapat beroperasi secara komersial pada Januari 2012 untuk Unit 3 dan April 2012 untuk Unit 4. Ini disampaikan oleh Direktur Operasi PT PLN (Persero) Jawa-Bali, IG Ngurah Adnyana pada Kamis, 18 Februari 2010 dalam suatu upacara yang diadakan PLTU yang dihadiri oleh Bupati Jepara, Hendro Martojo, MM, Site General Manager PT SCJO, Junichi Tanimoto, Muspida Jepara, dan beberapa pegawai lainnya.
            Sumitomo Corporation Wasamitra Joint Operation (SCJO) bersama dengan pemborong bawahan, sebagai penyelenggara borongan untuk Unit 3 telah berhasil menyelesaikan pekerjaannya. PLTU Tanjung Jati B didirikan di tempat dengan luas 150 hektar. Desain peralatannya dilengkapi dengan penyaring debu, dan pembakaran Sox dan Nox yang rendah ditunjukkan PLTU untuk menjaga lingkungan di sekitarnya. Seluruh pembangkit akan beroperasi pada tahun 2010, keempat pembangkit akan menyumbang 11,5% energi listrik. Itu semua ditanganani lebih awal dari jadwal yang telah direncanakan. Dalam kasus ini, Bupati Hendro Martojo berharap penyerapan tenaga kerja lokal dalam pembangunan dan pengoperasian PLTU terus meningkat.
Sementara itu, biaya proyek Unit 3 dan 4 mencapai 200 milyar yen, bersumber dari Japan Bank for International Corporation (JBIC), Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan BNP Paribas melalui proses leasing. 20 tahun setelah tanggal operasi komersial, PLTU sepenuhnya berada dibawah kepemilikan PLN.

Pentingnya Budaya Membaca untuk Membuka Cakrawala Dunia


Membaca adalah kunci ilmu. Membaca merupakan sebuah upaya manusia untuk memberantas kebodohan. Dengan membaca, seseorang akan memiliki keterampilan dan merupakan salah satu faktor yang dominan dalam menciptakan kehidupan yang makmur dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita seakan-akan dapat membuka cakrawala dunia, menyerap banyak informasi, dapat berkelana ke berbagai negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun. Pendeknya, dengan membaca wawasan pengetahuan kita akan makin luas.
Seorang pembicara ternama, Jim Rohn, bahkan mengatakan bahwa kita dapat menjadi pakar dalam suatu bidang, jika kita mau menginvestasikan waktu hanya 1 jam saja, setiap hari dalam 5 tahun untuk mempelajari buku-buku mengenai bidang tersebut. Ini baru jika kita mau meluangkan waktu 1 jam dalam sehari. Mari kita bayangkan, jika kita membaca lebih dari 1 jam bahkan berjam-jam dalam satu hari, pasti akan lebih banyak bidang yang dapat kita kuasai. Akan lebih hebat lagi jika proses membaca itu sudah berlangsung sejak anak-anak. Pasti masa tuanya hanya tinggal menunggu menuai buah dari ilmu yang telah tersimpan.
Membaca juga merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang adil dan makmur. Bahkan dalam agama islam, membaca sangat ditekankan. Seperti yang tercantum dalam Q.S. Al. Alaq : 1-5 tentang perintah untuk membaca yang artinya,
1.      Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan
2.      Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah
3.      Bacalah, dan Tuhan-mulah yang Maha Pemurah
4.      Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam
5.      Dia Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Dengan demikian, masyarakat harus tahu bahwa dunia ada di tangan kita ketika kita memiliki ilmu. Dan ilmu itu didapat dari membaca. Pakar pendidikan Sharon Darling, presiden dan pendiri National Centre for Family Literacy menyatakan bahwa membudayakan kebisaaan membaca sangat penting untuk kesuksesan akademis di masa depan. Tetapi, kondisi yang terjadi saat ini pada masyarakat Indonesia adalah minimnya minat baca. Budaya membaca yang tidak begitu dimiliki generasi muda pada saat ini menjadi sebuah permasalahan besar yang harus segera dicarikan solusinya. Pola fikir sebagian besar masyarakat Indonesia pada saat ini terjebak pada pemikiran bahwa kita sebagai pengguna teknologi, tidak perlu tahu bagaimana proses penciptaannya. Inilah yang membuat kita menjadi bangsa yang malas.
Dunia pendidikan saat ini dihadapkan pada kondisi yang pasif, yaitu kurangnya gairah membaca pada anak. Padahal, gemar membaca bagi anak sangat penting, karena dari sudut pandang pendidikan, membaca dapat meningkatkan prestasi akademik anak. Hasil survei UNESCO tahun 1992 menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan 27 dari 32 negara. Bayangkan, peringkat 6 dari bawah! Itu berarti, minat baca rakyat Indonesia memang sangat rendah! Survei lain dilakukan Departemen Pendidikan Nasional tahun 1995 menyatakan, 57% pembaca dinilai sekedar membaca, tanpa memahami dan mengkhayati apa yang dibacanya. Melihat kondisi yang demikian, apa yang harus dilakukan?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi kondisi tersebut. Yang pertama, adalah dengan menanamkan minat baca yang tinggi. Ketertarikan terhadap membaca bukanlah suatu hal yang dapat tumbuh seketika, tetapi merupakan proses yang membutuhkan waktu dan latihan yang continue. Oleh karena itu, minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak masih kecil. Yang kedua, dengan menyisihkan dana untuk membeli buku-buku yang bermanfaat. Buku-buku itu bisa kita koleksi dan bisa dibaca sewaktu-waktu. Ketiga, meminjam buku-buku di perpustakaan, atau meminjam dari teman, dan bisa juga saling bertukar buku. Yang terakhir, dengan membiasakan untuk membawa buku setiap bepergian, sehingga bisa kita baca ketika sedang di perjalanan, atau saat menunggu kendaraan. Kebiasaan seperti ini banyak dilakukan orang-orang Eropa dan Amerika. Tetapi, jarang dijumpai dilakukan orang Indonesia. Kalau saja kita bisa melakukan hal tersebut, mungkin kita bisa menyamai mereka, bahkan lebih pintar dari mereka.
        Dalam mewujudkan semua itu, tentu ada hambatan dan kendala yang kita hadapi. Seperti, lingkungan yang tidak mendukung. Teman-teman di sekitar kita mungkin cenderung sering bermain sepanjang hari, dan itu tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita yang berusaha untuk giat membaca dan mengurangi waktu bermain. Dan yang kedua, kondisi ekonomi yang pas-pasan. Kondisi seperti ini, menyebabkan kesulitan untuk membeli buku. Tetapi, dengan adanya hambatan dan kendala tersebut, kita harus tetap giat membaca! Tingkatkan minat baca! Mari kita budayakan membaca buku, buku apa saja, untuk membuka cakrawala dunia, dan untuk mencerdaskan Indonesia.

Museum Kartini, Kehidupan Kartini dan Kebudayaan Masyarakat Jepara


   Museum Kartini terletak di pusat Kota Jepara, tepatnya di sebelah selatan alun-alun kota Jepara. Lokasinya sangat strategis, tepat di sebelah timur Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten, sebelah selatan Masjid Agung, sebelah barat Kodim Jepara, dan utara Jepara Shopping Center.
Museum ini memiliki berbagai macam benda bersejarah seperti foto keluarga Kartini, alat-alat kuno Jepara, hasil kerajinan Jepara, dan sebagainya.
   Museum yang didirikan pada tanggal 31 Maret 1975 dan diresmikan pada tanggal 21 April 1977 ini didirikan sebagai penghargaan terhadap R.A.Kartini perintis emansipasi Wanita Indonesia.Dan saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di bawah Pemerintah Daerah kabupaten Jepara.
    Museum Kartini memiliki empat ruang. Ruang pertama adalah Ruang Kartini. Ruang kedua adalah Ruang Daroessalam. Ruang ketiga adalah Ruang Jepara Kuno itu. Dan terakhir, ruang keempat adalah Ruang Kerajinan.
   Di ruang pertama, ada banyak jenis foto dan koleksi Kartini. Ruangan ini juga diisi dengan meja dan kursi makan, serta perabot rumah tangga lainnya, juga barang pecah belah. Ada juga gambar silsilah keluarga RA Kartini yang nenek moyangnya berasal dari kerajaan Majapahit dan ayahnya yang menikah dengan dua istri, yaitu MA Ngasirah sebagai garwa ampil dan keturunan Madura RA Murjan sebagai garwa padmi. Ada juga foto ari-ari Kartini di Mayong, Jepara dan foto makam Kartini di Rembang, serta foto-foto pada usia 6 tahun, remaja, 21 tahun, dan saat mengajar. Ada pula gambar Pantai Bandengan yang dalam bahasa Belanda disebut Klein Scheveningen. Selain itu ada contoh surat-surat Kartini kepada temannya di Belanda dan koleksi kutipan yang terkandung dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Ada juga alat-alat bermain Kartini, seperti dakon, alat untuk menyimpan obat herbal Jawa (bothekan). Selain itu ada pula Macan Kurung, ukiran unik yang terbuat hanya dari satu batang sepotong tanpa penghubung apapun yang memiliki filosofi keadilan karena menggambarkan harimau yang dikurung, menyatakan bahwa baik raja maupun rakyat biasa memiliki kedudukan yang sama. Meskipun ia memiliki posisi tinggi jika melakukan kesalahan akan dihukum atau dikurung.
   Di ruang kedua, Ruang Daroessalam ada banyak peninggalan RMP Sosrokartono dan banyak foto keluarga Kartini juga. Ini seperti di ruang pertama. Ruangan ini berisi benda-benda peninggalan Drs. R.M. Panji Sosrokartono (Kakak R. A. Kartini). Di ruangan ini ada sebuah biografi Raden Sosrokartono yang lulusan dari Universitas Leiden, Belanda, dimana dia menguasai 9 bahasa asing timur, dan 17 bahasa asing barat. Dan selama hidupnya dikenal sebagai "Dokter Air Putih" karena selalu memberi pengobatan dengan air dan kata agung Alif . Alif berarti satu, artinya Allah adalah satu dan yang memberikan bantuan hanya Allah, dan ia hanya sebagai perantara saja. Ada juga ruang meditasi di mana ada alat upacara meditasi. Ada juga kaligrafi berbentuk harimau yang mengandung Surat Alfatihah. Selain itu juga terdapat gambar dari Kakek RA Kartini , Bupati Demak Ario Tjondronegoro IV, saudara RA Kartini RM Panji Sosrokartono dikenal sebagai Ndoro Sosro, ibu, ayah, dan suami RA Kartini.
   Ruang Ketiga berisi koleksi benda-benda sejarah antara lain ada semacam tulang ikan paus raksasa bernama "Joko Tuo" yang memiliki kepala datar seperti pepeh atau lele panjang sekitar 16 meter, berat badan sekitar 6 ton, lebar 4 meter, 2 meter dan tinggi sekitar 220 tahun. Tulang ikan ini ditemukan di perairan Karimun Jawa pada pertengahan April 1989. Di ruang ini terdapat juga berbagai mata uang Indonesia dari tahun 1945 sampai sekarang. Dan ada juga mata uang "kepeng" ditemukan pada tahun 1961 yang berasal dari Kecamatan Keling. Ada juga Yoni (dari Kecamatan Batealit) yang menggambarkan kesuburan. Pasangannya adalah fragmen lingga (dari Kecamatan Bangsri) yang merupakan lambang laki-laki. Gabungan dari fragmen lingga dan yoni menggambarkan hubungan antara pria dan wanita. Ada juga piring dan keramik peninggalan Bangsa Cina. Warisan piring Bangsa Cina memiliki rona warna biru yang merupakan warna dominan dari Cina. Ada juga ukiran batu yang masih terdapat di dinding Masjid Mantingan. Ukiran batu ini adalah peninggalan dari Ratu Kalinyamat. Di ruangan ini ada juga gambar Pelabuhan Jepara sekitar 14-15 tahun Masehi.
   Ruang Kerajinan berisi koleksi kerajinan dari seluruh daerah di Jepara, ada monel dari Kriyan, ukiran dari Mulyoharjo, keramik dari Mayong, kain tenun dari Troso, Pecangaan, anyaman bambu dan rotan dari Welahan, dan lain sebagainya. Di ruangan ini juga ada gambar RA Kartini yang terbuat dari rangkaian kerang hasil karya mahasiswa UNNES. Ada juga peralatan memancing seperti bubu dan wuwu serta kerajinan kendi dari tanah liat dari Mayong dengan tiga lubang yang disebut "Teko Malik" yang bagian bawahnya dibuat lubang tetapi jika diisi air tidak akan tumpah karena air mengalir di sela-sela lubang. Ada juga patung-patung dan kerajinan lain seperti patung kura-kura asli yang diawetkan.
   Museum Kartini menyimpan sejarah besar tentang Kota Jepara. Sayangnya, Museum itu kini mulai terabaikan. Sekarang, sudah jarang yang mengunjunginya, karna masyarakat Jepara sendiri lebih banyak menghabiskan waktu ke Jepara Shopping Centre, daripada menilik bangunan bersejarah di sebelahnya. Museum ini harus tetap dipublikasikan, dan kita harus mensosialisasikannya sebagai icon Kota Jepara.

Tempur, Alternatif Wisata Alam

Desa Tempur terletak di Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Desa yang dapat ditempuh dengan jarak 61 km dari Kota Jepara ini mempunyai keindahan alam yang sangat menakjubkan. Desa ini terletak pada ketinggian 800 m diatas permukaan laut. Desa Tempur ini berbatasan dengan Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, di Utara, Desa Medani, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, di sebelah Timur, Dukuh Semliro, Desa Rahtawu Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus di Selatan, serta berbatasan dengan Gunung Candi Angin pegunungan Muria di sebelah Barat. Menurut para peneliti yang pernah meneliti Tempur, desa ini berada di lereng Muria yang meletus terakhir kalinya 5.000 tahun yang lalu dari gunung purba. Bekas kawah purba ini yang biasa disebut kaldera dan ditempati penduduk hingga sekarang ini. Gunung Muria ini dinilai para ahli masih aktif dan suatu saat bisa meletus kembali.Kawasan ini sangat berpotensi menjadi tempat wisata yang indah jika Pemerintah Kabupaten Jepara mau serius mengembangkannya. 
Penduduknya masih mempercayai hal-hal mistis. Jika kita ke sana kita dilarang melamun ataupun memikirkan hal yang tidak-tidak. Kita juga tidak diperbolehkan buang air sembarangan, karena itu bisa mencelakai diri kita sendiri. Begitulah kepercayaan warga setempat. Kerukunan antar umat beragama pun tetap terjalin. Terbukti dengan adanya dua bangunan beribadah, yaitu masjid dan gereja yang dibangun berdampingan. Bahkan kabarnya pemuda muslim membantu menjaga keamanan gereja pada saat Natal.
Di desa ini juga terdapat dua candi yang menurut sejarah lebih tua dari Candi Borobudur, yaitu Candi Angin dan Candi Bubrah. Di jalan menuju balai desa tempur juga terdapat kolam ikan milik warga yang berisi banyak ikan emas. Jalanan menuju Desa Tempur yang berkelok-kelok juga dipenuhi pemandangan alam yang indah. Terdapat banyak air terjun kecil. Bahkan ada air terjun unik yang saling terhubung membentuk huruf "Y".
Desa yang juga menjadi penghasil kopi dan cengkih ini masih kesulitan untuk dijangkau. Karena untuk mencapainya maksimal kita harus naik mobil karena jalannya yang masih sempit. Jalannya pun hanya satu jalur, tidak bisa dilalui dua kendaraan roda empat sekaligus. Untuk berkomunikasi pun hanya tersedia jaringan IM3 disana.
Desa Tempur ini sangat berpotensi menjadi alternatif wisata alam di Kabupaten Jepara yang dapat meningkatkan pendapatan. Jika Pemerintah Kabupaten Jepara mau menyumbangkan sedikit dana untuk mengelola Desa Tempur, Desa Tempur bisa menjadi icon baru Kabupaten Jepara. Selain situs sejarah, juga terdapat kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan di Desa Tempur.















Sumber Terkait:
http://budidani06.wordpress.com/2008/08/10/tempur-kampung-di-atas-kawah/
http://www.mail-archive.com/sma1pamekasan@yahoogroups.com/msg01078.html

“Jelantah” Sebagai Bahan Bakar Kompor dan Penerang

Saat ini bahan bakar minyak tanah cenderung mahal, begitu pula dengan gas. Tidak mungkin orang kota memakai bahan bakar kayu, lagipula orang desa juga kesulitan mencai kayu bakar. Tetapi, jelantah / minyak goreng bekas yang digunakan berulang-ulang dan bisa menyebabkan kanker banyak ditemukan untuk menggoreng kembali. Padahal, kita bisa memanfaatkannya untuk menjadi alat penerang bahkan bahan bakar kompor dan itu justru tidak membahayakan kita. Karena alasan itulah saya mencoba menggunakan "jelantah" dengan tambahan kapur tulis untuk menjadi alat penerang dan bahan bakar kompor. Percobaan ini saya gunakan dalam praktek penemuan saat saya mengikuti Lomba Siswa Berprestasi Tingkat SMP se-Propinsi Jawa Tengah dan juri memberi saya nilai yang cukup baik untuk percobaan saya ini.
Dalam pembuatannya, yang kita perlukan adalah:

  • Jelantah / minyak goreng bekas
  • Kapur tulis (lebih baik kapur yang agak lunak agar proses kapilaritas lebih cepat)
  • Kapas (sebagai alat pemicu timbulnya api)
  • Wadah alumunium
  • Kaleng bekas (untuk kompor)
  • Penyangga (kompor)
  • Penjepit (untuk memudahkan memegang kapur)
  • Korek api
  • Air (untuk memadamkan api)
Langkah-langkah :

  1. Tuangkan minyak jelantah ke wadah alumunium.
  2. Rendam kapur dan kapas dalam wadah berisi jelantah selama ± 30 menit untuk memastikan terjadinya proses kapilaritas.
  3. Bakar kapas dengan korek api.
  4. Setelah nyala api di kapas cukup besar, ambil kapur rendaman dan sulutkan api ke kapur melalui kapas yang telah terbakar.
  5. Setelah api di kapur menyala, proses membuat alat penerang telah selesai.
  6. Jika kita menggunakannya untuk bahan bakar kompor, kita bisa menambah jumlah kapur rendaman sebagai sumber api sehingga nyala api lebih besar.
  7. Setelah api cukup besar, masukkan kapur-kapur tersebut ke dalam kaleng bekas.
  8. Di atas kaleng bekas beri penyangga yang biasanya dipasang di kompor-kompor biasa.
  9. Kompor pun siap digunakan.
  10. Bila sudah selesai menggunakan, padamkan api dengan air.
Kelebihan :
Menurut pakar gizi, minyak jelantah tidak baik untuk kesehatan jika digunakan untuk memasak kembali karena mengandung zat kimia seperti senyawa akrolein yang merupakan aldehida yang dapat menimbulkan gatal di tenggorokan dan juga jamur aflatoksin yang menyebabkan berbagai penyakit, terutama penyakit liver. Jika jelantah ditinjau dari segi komposisi kimianya, mengandung senyawa-senyawa karsinogenik yang bisa menyebabkan penyakit kanker. Jadi daripada kita memakan makanan yang digoreng dengan minyak jelantah yang tidak baik untuk kesehatan dan daripada membuang-buang minyak jelantah kita bisa menggunakannya untuk energi alternatif sebagai alat penerang dan bahan bakar kompor. Dengan menggunakannya sebagai alat penerang kita telah menghemat listrik dan biaya. Sedangkan menggunakannya untuk bahan bakar kompor membuat kita menghemat kayu bakar, minyak tanah, maupun gas. Itupun berarti kita juga menghemat biaya.


Kekurangan :
Seberapa banyak kelebihan suatu benda, pasti tetap memiliki kekurangan, demikian pula dengan percobaan yang saya buat ini. Penggunaan minyak jeantah dan kapur sebagai alat penerang dan bahan bakar kompor ini menyebabkan polusi. Asap yang ditimbulkan cukup banyak dan menyebabkan angus pada wadah alummunium maupun kaleng bekasnya. Untuk memasak kita perlu banyak kapur dan jelantah. Karena dari percobaan, setengah gelas jelantah dan empat batang kapur hanya dapat digunakan selama satu jam. Selain itu, kompor minyak jelantah ini masih berupa prototype yang sangat sederhana sehingga tidak bisa diatur besar apinya.
Tetapi yang pasti menghemat apa yang ada di bumi adalah jalan terbaik untuk melestarikannya, dengan cara memanfaatkan barang bekas yang masih bisa dipakai pula. ٩(•̮̮̃-̃)۶

Sahabat (?)


          Sahabat, satu kata yang tentunya sudah sangat kita kenal. Bahkan kita mungkin sudah sangat akrab dengan kata itu. Satu kata yang mempunyai banyak arti. Ada yang mengatakan, kalau sahabat itu memiliki arti yang sangat indah dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tapi ada yang mengatakan, kalau sahabat itu tidak ada, karena yang ada hanya teman, yang selalu membuat kesalahan. Ada yang mengatakan, kalau sahabat itu orang yang selalu ada dalam  suka maupun duka. Tapi ada pula yang mengatakan, kalau sahabat itu orang yang datang hanya kalau ada maunya saja, dan tidak peduli pada sahabatnya jika sedang kesusahan. Dan, masih banyak lagi definisi sahabat menurut banyak orang.
Bagaimanapun juga sahabat adalah manusia. Dan setiap manusia, pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan.
Sebaik apapun sahabat itu, pasti juga pernah melakukan kesalahan. Baik yang tak sengaja dia lakukan, atau mungkin memang yang benar-benar disengaja. Tapi, untuk sahabat yang pernah melakukan kesalahan yang disengaja, bila tidak disertai alasan yang logis, bisa dikatakan memang dia itu bukan sahabat, tapi hanya serigala berbulu domba. Dan apabila ada sahabat yang pernah melakukan kesalahan dengan disengaja, tapi mempunyai alasan yang logis seperti; terpaksa, terkena ancaman, dsb; itu berarti dia masih berjiwa sahabat walaupun dia memang melakukan kesa-lahan yang cukup besar pada sahabatnya.
Sahabat, apapun artinya itu, kita tidak bisa mengikuti apa kata orang lain. Hanya hati kita masing-masing yang dapat menyimpulkan, apakah sa-habat itu ada, atau tidak. Hanya diri kita sendiri yang dapat menemukan, apa itu arti sahabat.
Mungkin presepsi yang kita peroleh nanti akan berbeda tentang sahabat. Tapi intinya, saha-bat itu ada di setiap kita membutuhkan, tapi mungkin tidak ada jika kita menginginkan.
Sahabat, sekali lagi tergantung pada diri kita. Dan sahabat sejati, adalah sahabat yang memang selalu ada, baik saat kita membutuhkan maupun menginginkannya.


 
Some Wise Word
A friend is somebody who come if we want, but a best friend is somebody who come if we need.

Somebody who always be there in love and grief, called best friend.

If there is no best friend, so where will we complain when there is a problem?

Satu Bulan Internsip

Hola, ternyata sudah satu bulan tidak menulis. Padahal terlalu banyak kegelisahan-kegelisahan yang dialami dalam satu bulan ini, haha. Tap...