Halaman

Sabtu, 14 Desember 2019

Review: Safi White Expert Series


Disclaimer: I’m not an expert, this review is based on my personal experience.

Kali ini aku ingin membahas skincare routine yang aku gunakan selama bulan Februari sampai pertengahan Maret 2019. Yup, Safi White Expert Series. Skincare dari negeri Jiran yang memiliki klaim halal dan mengandung habatussauda ini sudah booming pada tahun 2018 kemarin. Aku sudah pernah mencoba 2 in 1 cleanser & toner-nya sebelumnya tahun lalu, tapi baru mencoba sebagian rangkaian white expert series-nya bulan Februari kemarin, itu pun minus penggunaan deep exfoliator dan essence.

Jadi produk yang aku punya adalah makeup remover, 2 in 1 cleanser & toner, refiner, day cream, dan night cream. Untuk sunscreen aku tetap menggunkan sunscreen favoritku saat itu yaitu Skin Aqua (sekarang sunscreen favoritku L'oreal UV Perfect Matte & Fresh), sedangkan untuk malamnya aku juga menggunakan nature republic 92% aloe vera soothing gel kesukaanku.

Produk Safi secara umum mengandung habatussauda yang dipercaya memiliki banyak khasiat untuk tubuh. Sedangkan White Expert Series ini memiliki kandungan oxywhite dan secara keseluruhan produknya memiliki sensasi dan aroma mint yang menyegarkan.

Safi White Expert Purifying Makeup Remover. Menurutku, produk makeup remover ini benar-benar menghapus makeup dengan baik. Overall aku lebih suka produk ini dibanding Garnier yang biasa aku gunakan, karena produk Safi tidak memberikan efek lengket setelah pemakaiannya sedangkan tiap aku menggunakan Garnier Micellar Water aku merasa ada efek lengket setelah pemakaian.

Safi White Expert 2 in 1 Cleanser & Toner. Sebenarnya untuk White Expert Series ini ada produk cleanser tersendiri yaitu Safi White Expert Purifying Cleanser, tapi karena sebelumnya aku sudah mencoba produk 2 in 1 Cleanser & Toner dan merasa cocok, aku memutuskan untuk memilih produk ini sebagai cleanser. Aku suka sensasi mint yang kuat dari produk cleanser ini dan aku tersugesti bahwa wajahku benar-benar bersih setelah menggunakan produk ini. Menurutku, produk ini cocok saja karena tidak menyebabkan breakout di wajahku, tapi tidak terlihat hasil yang signifikan selain melembabkan dan menyegarkan.

Safi White Expert Skin Refiner. Klaim produk ini adalah meringkas pori-pori wajah, mempersiapkan kulit wajah untuk menerima produk selanjutnya, formulasi tanpa alkohol yang memberikan kesegaran tanpa rasa perih dan lengket. Karena aku tidak memiliki masalah dengan pori-pori, aku tidak bisa menilai klaim meringkas pori-pori di wajah. Tetapi aku setuju kalau produk ini memberikan kesegaran tanpa rasa perih dan lengket.

Safi White Expert Day Cream. Klaim produk ini melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB, melindungi kulit dari penggelapan akibat radiasi, membuat kulit tampak cerah, menghaluskan kulit dan meratakan warna kulit. Aku menggunakan produk ini saat aku KKN di daerah pantai yang tentunya banyak terpapar sinar matahari. Mungkin karena itu aku tidak merasa kulit tampak cerah tapi aku merasa kulit wajahku tidak mengalami penggelapan dan efek menghaluskan kulit juga kurasakan. Tapi jujur aku kurang suka produk ini karena menurutku pemakaiannya membuat wajahku greasy dan aku tidak merasakan perubahan yang signifikan, walaupun tidak memperburuk keadaan. But I prefer another day cream product.

Safi White Expert Night Cream. Klaim produk ini mencerahkan dan menyejukkan kulit wajah, Vitamin B3 meratakan kulit wajah ketika tidur, bio hyaluronic acid memberikan kelembaban sepanjang malam. Klaim yang aku rasakan hanyalah memberikan kelembaban dan menyejukkan kulit wajah, sekali lagi mungkin karena saat itu aku juga terpapar matahari setiap hari jadi efek mencerahkannya tidak terlalu terlihat. Tapi aku lebih suka produk night cream-nya dibanding produk day cream-nya. But as the product before, I prefer another night cream product.

Menurutku yang worth it to be repurchased adalah produk makeup remover dan skin refiner-nya. Tapi sepertinya akan lebih baik jika kita menggunakan satu rangkaian produk lengkap untuk hasil optimal dan tentunya harus digunakan secara konsisten, karena aku pribadi hanya menggunakan rangkaian produk ini selama sebulan, jadi mungkin efeknya memang belum bisa terlihat.

NB: Kalian bisa cari sendiri gambar produknya di google karena aku sudah tidak tahu dimana kemasan-kemasan produkku berada.

Senin, 09 Desember 2019

Indonesia Bebas Pasung

Dalam masyarakat, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berhadapan dengan stigma, diskriminasi, dan marginalisasi. Stigma menyebabkan ODGJ tidak mencari pengobatan yang diperlukan atau mereka mencari pengobatan namun mendapatkan pelayanan dengan mutu rendah. Marginalisasi dan diskriminasi juga meningkatkan risiko kekerasan terhadap hak-hak individu, hak politik, ekonomi, sosial, dan budaya pada ODGJ tersebut. Stigma masyarakat mengenai ODGJ yang suka mengamuk dan berisiko mencelakai orang lain maupun diri sendiri adalah penyebab kebanyakan ODGJ mengalami pemasungan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, dari sekitar 400.000 ODGJ berat, satu di antara 7 ODGJ tersebut pernah mengalami pemasungan. Hingga tahun 2015 telah ditemukan lebih dari 8000 kasus pemasungan di Indonesia dan diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi di masyarakat.

Pemasungan sendiri memiliki pengertian segala tindakan pengikatan dan pengekangan fisik yang dapat mengakibatkan kehilangan kebebasan seseorang. Indonesia Bebas Pasung 2019 adalah upaya untuk membuat Indonesia bebas secara nasional dari praktek pemasungan dan penelantaran terhadap ODGJ. Upaya ini telah dideklarasikan oleh Menteri Kesehatan RI pada 10 Oktober 2010, dan merupakan upaya bersama Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kepolisian, dan BPJS Kesehatan yang telah disepakati dengan penandatanganan Nota Kesepahaman lintas kementerian/lembaga.

Masyarakat banyak salah kaprah dan merasa mereka sebagai korban karena terancam terkena amukan atau dilukai oleh ODGJ. Selain itu masih ada pola pikir dan kultur di masyarakat yang menganggap pemasungan merupakan salah satu cara menyembuhkan ODGJ. Hal tersebut tentu tidak benar karena faktanya justru ODGJ yang mengalami pemasungan itulah yang menjadi korban. ODGJ yang seharusnya ditolong dan segera mendapat perawatan medis maupun psikoterapi malah dikekang haknya untuk memperoleh kebebasan sekaligus mendapatkan kehidupan yang layak dan akses kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya pemasungan termasuk dalam pelanggaran HAM terhadap ODGJ.



Pemasungan terjadi karena masih rendahnya pengetahuan keluarga dan masyarakat mengenai penyakit gangguan jiwa yang dialami oleh ODGJ. Peluang pemasungan terjadi lebih besar pada kelompok yang tinggal di pedesaan atau berasal dari kalangan sosial ekonomi bawah. Alasan pemasungan yang lain adalah sulitnya akses layanan kesehatan jiwa, termasuk sistem pelayanan kesehatan jiwa yang belum optimal sehingga perlu peningkatan keterampilan tenaga ahli untuk menangani ODGJ dengan tepat mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas.

Karena alasan tersering pemasungan adalah dari pihak masyarakat, khususnya dari pihak keluarga ODGJ itu sendiri, maka perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai hal ini. Masyarakat perlu diedukasi bahwa ODGJ dapat disembuhkan apabila mendapat perawatan yang tepat, dan pemasungan bukanlah pilihan yang tepat. Masyarakat diharapkan mampu mengenali kasus-kasus gangguan jiwa yang mungkin terjadi di masyarakat, mempromosikan kepada sesama untuk menghindari praktek pemasungan, melaporkan temuan ODGJ terutama yang mengalami pemasungan kepada pihak terkait (pejabat desa, tenaga medis, atau kepolisian), dan mendorong keluarga atau anggota masyarakat untuk memberikan akses ODGJ berobat dan melakukan kontrol. Setelah ODGJ terkontrol, masyarakat dapat membantu proses rehabilitasi ODGJ dengan menerima dan mendorong penderita melakukan aktivitas sosial sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. Sudah saatnya stigma tentang ODGJ dihilangkan, tentunya mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.


Referensi:
PMK No 54 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Pemasungan pada Orang dengan Gangguan Jiwa

Sabtu, 07 Desember 2019

Review: Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel

Disclaimer: I’m not an expert, this review is based on my personal experience.

Mungkin sudah sangat terlambat untuk review produk ini, tapi aku sendiri baru merasa perlu untuk me-review sekarang. Aku pribadi sudah menggunakan produk ini kurang lebih hampir dua tahun walaupun ada masa aku malas memakainya.

Produk ini dikeluarkan dalam kemasan jar dengan kandungan 250 ml gel. Harga dari produk ini menurut aku sesuai, di range 70-100 ribu rupiah, tahan lama dan tidak habis-habis. Karena bahan dasar dari produk ini adalah aloe vera, tentunya produk ini memiliki banyak manfaat. Klaim yang disebutkan dari naturerepublicusa sendiri antara lain memberikan efek melembabkan kulit dengan daya penyerapan jel yang cepat serta memberikan sensasi menyejukkan pada kulit bahkan kulit sensitif sekalipun.

Adapun tips pengaplikasian yang disarankan naturerepublicusa antara lain sebagai berikut:
1.       Moisturizing sleeping pack
Soothing gel ini dapat digunakan sebagai sleeping pack dengan mencampurkan face oil sehingga meningkatkan efek melembabkan kulit wajah.
2.       Glowing skin makeup
Campur primer dan soothing gel dengan perbandingan 2:1 untuk memberikan efek glowing pada hasil makeup, dan tentunya akan memberikan kelembaban kulit yang optimal.
3.       Moisture replenish for body
Gunakan dengan minyak seperti olive oil atau argan oil untuk memberikan efek double-moisturizing pada kulit tubuh.
4.       Silky smooth hair treatment
Gunakan sebagai hair serum untuk peremajaan rambut dan memberikan efek rambut berkilau.
5.       Cooling eyes & moisturizing lips
Gunakan dengan kapas sebagai eye pad atau gunakan untuk melembabkan bibir kering.
6.       Light aftershave soothing gel
Soothing gel ini juga dapat digunakan untuk kulit yang rentan iritasi setelah dicukur.
7.       Hydrating nail essence for healthy nails
Jika kamu sering melakukan nail-art atau apapun yang memanipulasi kuku jari, soothing gel ini dapat digunakan untuk menghidrasi kuku dan menjaga kuku tetap sehat.
8.       Soothing effect for stimulated skin
Selain memberikan efek melembabkan, soothing gel ini sesuai namanya juga memberikan efek menenangkan kulit tubuh dari stress akibat debu maupun sinar UV.

Aku pribadi biasanya memakai soothing gel ini sebagai sleeping mask (tanpa dicampur dengan face oil) di akhir night skincare routine-ku sekaligus sebagai sealing untuk rangkaian skincare routine-ku. Menurutku klaim melembabkan dan menenangkannya benar-benar terbukti. Soothing gel ini tetap ada aroma alkoholnya karena memang kandungan aloe vera-nya 92% (tidak 100%, jadi masih ada kandungan lain termasuk alkohol dalam bentuk etanol), tapi menurutku tetap cocok untuk kulitku yang sensitif. Menurutku produk ini bisa beradaptasi di kulitku. Tipe kulitku awalnya berminyak, saat menggunakan produk ini justru menahan minyak berlebih walaupun aku gunakan banyak-banyak. Sekarang tipe kulitku cenderung kering-sensitif dan aku tetap menggunakan produk ini karena membuat kulitku lembab. Aku merasa tersugesti karena dengan menggunakan produk ini beruntusanku berkurang. Kalau skip satu-dua hari saja biasanya akan mulai muncul beruntusan di wajah.
Aku pernah menggunakan produk ini untuk rambutku yang greasy dan cukup berefek, rambutku jadi lebih lembut. Aku menggunakan produk ini untuk rambutku di malam hari, lalu pagi harinya rambut terasa lebih lembut dan mudah diatur walaupun aku tidak mencuci rambut (aku keramas sehari sekali tiap malam).

Aku belum pernah mencoba produk ini sebagai produk aftershave tapi aku tertarik mencobanya suatu saat nanti tentunya. Sedangkan untuk kulit kering, bibir pecah-pecah, maupun eye pad aku mempunyai produk lain sehingga aku tidak memakai produk ini.

Skincare itu cocok-cocokan dengan kondisi kulit. Produk ini mungkin cocok di aku, tapi belum tentu cocok untuk kalian. Beberapa temanku merasa tidak berefek menggunakan produk ini, bahkan ada yang jadi beruntusan. Jadi kalau kalian mengalami keluhan serupa, kemungkinan produk ini tidak cocok untuk kalian. Saranku tentunya hentikan penggunaan untuk wajah dan berikan kepada teman kalian yang cocok dengan produk ini. Tapi kalau kalian merasa sayang, kalian bisa menggunakannya untuk hair treatment, aftershave treatment, nail treatment, maupun body treatment seperti tips diatas.

Senin, 12 Maret 2018

Review: Acnes Sealing Jell [Manfaat Kandungan]

Disclaimer: I’m not an expert, this review is based on my personal experience.


Helo peep! Kali ini aku mau buat review produk skin treatment yang aku gunakan. Sebelumnya, kita kenalan sama jenis kulit terlebih dahulu. Jadi dari yang aku tahu ada beberapa jenis kulit wajah.
      1.       Kulit kering
Tipe kulit ini cenderung kering dan perlu penggunaan pelembab dalam perawatannya, agar kulit tidak mudah mengalami iritasi, kan dia kering ya jadi mudah mengelupas dan cenderung sensitif.
      2.       Kulit berminyak
Tipe kulit ini bisa dibilang agak merepotkan, karna setiap kita cuci muka rutin, menerapkan skin care routine, beberapa jam aja muka bisa berkilau bak kilang minyak kalau nggak diakalin sama produk-produk make-up yang bisa menutup atau mengurangi produksi minyaknya, atau kalau memang jarang pake make-up perlu memilih produk skin care yang memang membantu mengurangi produksi minyaknya.
      3.       Kulit kombinasi
Ini nih, tipe kulit yang paling tricky, ya karena di satu muka ada dua tipe kulit, dan kulit muka aku ya ini banget. Bagian pipi kering, tapi T-zone (dahi, hidung, dagu) aku bener-bener penyuplai pasokan minyak terbesar di dunia (oke ini lebay). But yes! Muka aku ini tipe kombinasi yang cenderung oily and acne prone, jadi cepat banget berminyak di T-zone bahkan baru 3 – 4 jam setelah aku memakai produk skin care, muka mulai mengkilap (bukan glowing ya, ini mengkilap karna minyak), terus T-zone area aku ini juga gampang banget berjerawat dan penuh pruntusan terutama di dagu bawah bibir. Ada juga tipe kulit kombinasi yang cenderung kering dan sensitif, kalo ini sih lebih milih produk yang nggak mudah mengiritasi aja, kaya produk-produk yang alcohol free gitu.

Nah, karna aku sudah menjelaskan tipe kulit aku yang kombinasi (oily and acne prone), jelas dong aku pasti memilih produk yang bisa mengurangi minyak dan jerawat. Biasanya produk skin carenya itu sepaket, kalau memang dia untuk oily skin gitu biasanya otomatis buat bantu ngatasin jerawat juga. Pada kesempatan kali ini aku mau share produk acne treatment yang aku pake, dia ini produk dari ROHTO dan ini produk familiar banget. Yup! Acnes Sealing Jell dari Acnes Treatment Series. Jadi ROHTO mengeluarkan serangkaian produk Acnes Treatment Series mulai dari Facial Wash, Powder, sampai UV Tintnya juga ada. Tahun lalu aku nyobain semua produknya kecuali Acnes UV Tint (karena aku cari kemana-mana agak susah, padahal kalo ada mau aku beli juga Wkwk). Nah begini nih tampakannya si Acnes Sealing Jell.

Nah, disitu ditulis dengan jelas kalo Acnes Sealing Jell itu “Helps Fight Bacteria & Acne Care”. Jadi dia itu spot treatment, yang pengaplikasiannya cukup mudah, tinggal dioleskan saja ke bagian yang berjerawat, dan itu sebenarnya dipakai bareng rangkaian Acnes Treatment Series lainnya. Tapi sekarang aku masih menggunakan Acnes Sealing Jell ini walaupun tanpa Acnes Treatment Series lainnya, karena sekarang aku punya produk skin care routine sendiri gitu, hehe. Jadi aku pake si Jell ini pas jerawat aku lagi parah atau pas banyak pruntusan gitu. Surprisingly, 2 atau 3 hari jerawat mereda, pruntusan berkurang! Kerasa banget efeknya. Oiya kalau mau ngolesin Acnes Sealing Jell ini aku selalu cuci muka dulu, double cleansing terus pake toner gitu. Baru deh aku oles-oles manja si Jell ini ke jerawat aku. Habis itu baru aku lanjut ke skincare aku yang lain. Kalau rangkaian Acnes Treatment Seriesnya sendiri bisa kalian cek di websitenya Acnes ya, disitu banyak banget panduannya, ada banyak produk-produknya juga.

Kalau aku cek komposisinya  Acnes Sealig Jell ini ada Isopropylmethylphenol, Stearyl Glycyrrhetinate, Asam Salisilat, dan Sulfur yang memang semua komposisi tersebut berguna untuk mengobati jerawat. Ada juga allantoin, bahan yang banyak dipakai buat bahan kosmetik  karena dia mengandung efek keratolitik dan moisturizing, jadi buat pengelupasan sel kulit mati gitu sama buat melembabkan kulit. Allantoin ini juga membantu mencegah iritasi dan proses penyembuhan luka, super banget nggak sih efeknya!

Selanjutnya, isopropylmethylphenol, itu dia fungsinya sebagai antibakteri (jelas dong buat melawan jerawat, karena jerawat ini basicnya disebabkan karena kolonisasi bakteri Propionibacterium acne) terus dia juga punya efek moisturizer. Terus kalau stearyl glycyrrhetinate itu bagus buat menangani kulit yang rusak gitu, disini mungkin maksudnya kaya bopeng-bopeng gitu kali ya, atau jerawat basicnya kan juga memang merusak kulit. Intinya setelah aku coba cek juga di sebuah sumber dia itu punya efek protektif gitu buat tubuh. Kalau asam salisilat semuanya juga udah pada tahu lah ya, dia ini anti-acne product, bahkan ternyata tidak hanya untuk jerawat, dia juga bisa untuk mengatasi ketombe dan mengobati gatal-gatal gitu, intinya mengatasi masalah kulit dan pemakaiannya buat pemakaian luar ya (ya iyalah namanya juga buat kulit). Nggak beda jauh dari asam salisilat, sulfur juga produk yang banyak dipakai untuk mengatasi berbagai macam masalah kulit seperti infeksi jamur, skabies (semacam serangga gitu), psoriasis, eksim, dan jerawat tentunya! Jadi tidak perlu diragukan lagi kandungan Acnes Sealing Jell ini.

Acnes sealing jell tersedia dalam kemasan tube, ada yang 9 gram dan ada yang 18 gram. Menurut aku kemasannya cukup higenis. Harganya, sekitar belasan ribu gitu untuk tube 9 gram. Aku lupa pastinya karna udah lama belinya, tapi yang jelas nggak sampe 20ribu kok. Kalau yang 18 gram aku cek di K24 itu 37ribu gitu harganya. Acnes sealing jell ini bisa didapat di toko kosmetik, apotek, bahkan kalau beruntung bisa nemu di Indomaret! Kalau di Jogja, aku biasanya beli di Mirota Kampus.
Repusrchase? Definitely! Aku masih punya stok sebenernya, dan pastinya bakal beli lagi kalau habis, karna produk ini memang ampuh banget dan cocok di aku, walaupun aku sekarang pakainya cuma kalo jerawat sama pruntusan parah dan nggak pake bareng Acnes Treatment Series lainnya.

Senin, 05 Februari 2018

Jangan ke Jogja Jika Ingin Wisata Alam

Tepat sekali. Kota Jogja bisa dibilang minim wisata alam. Kamu hanya akan menemui Alun-alun, KM 0, dan Malioboro di malam hari, serta Keraton dan Taman Sari di siang hari. Lantas untuk apa ke Jogja jika kita mencari wisata alam? Bukan di Kota Jogja, tapi di Kabupaten lain yang mengelilingi Kota Jogja. Sleman, Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogo. 

Semua orang tentu sudah tau, kabupaten-kabupaten di Provinsi Yogyakarta tersebut menawarkan berbagai pesona wisata alam yang membuat nyaman untuk tinggal dan rindu untuk kembali. Sleman dengan Wisata Gunung Merapi yang terkenal dengan Lava Tournya, Gunung Kidul dengan jajaran pantainya yang menawan, Bantul dengan kawasan hutan yang sejuk dan rindang yang banyak dikunjungi untuk sekedar berfoto, dan Kulonprogo dataran tinggi dengan banyak pesona mulai dari goa, air terjun, gardu pandang, bahkan pantai bisa ditemukan di kabupaten bebas iklan rokok ini. 

Untuk mencapai tempat-tempat tersebut memang diperlukan lebih banyak waktu dari kota Jogja, paling cepat mungkin sekitar 45 menit untuk mencapai Bantul. Sedangkan untuk mencapai daerah lain seperti Kulon Progo atau Wisata Merapi Sleman misalnya, bisa jadi hingga satu jam baru sampai. Lokasi paling jauh adalah menuju Wisata Pantai Gunung Kidul, dimana diperlukan minimal dua jam untuk mencapai pantai terdekat. Namun semua rasa lelah dalam perjalanan sudah pasti akan terbayarkan dengan pesona wisata alam yang ada, apalagi biaya masuk ke tempat-tempat wisata terdebut tergolong cukup murah, mulai dari 2000-10000 untuk satu tiket. Pengecualian untuk Wisata Merapi yang memang sudah terkenal sejak lama, biayanya memang mahal apalagi wisata tersebut juga menjadi daya tarik wisatawan mancanegara. Lava tour sendiri perlu ratusan ribu untuk menyewa satu jeep, dan untuk memasuki tempat wisata lain bisa mengeluarkan puluhan ribu. 

Jika ingin mengunjungi semua tempat wisata alam di Jogja, tidak cukup hanya menghabiskan satu hari. Minimal harus meluangkan waktu selama tiga hari untuk bisa menjangkau semua daerah tersebut. 

Kulonprogo sendiri, mempunyai banyak pilihan tujuan wisata seperti Kalibiru, Pule Payung, Waduk Sermo, Tebing Gunung Gajah, Air Terjun Kembang Soka (dan banyak air terjun lain), Ayunan Langit, Goa Kiskendo, Pantai Glagah, dan masih banyak lagi. Bahkan satu hari pun bisa jadi tidak cukup hanya untuk mengelilingi Kulon Progo. 

Gunung Kidul dengan deretan pantai yang memiliki kekhasan masing-masing juga bisa menghabiskan waktu lama untuk dinikmati. Selain pantai juga ada Air Terjun Sri Gethuk dan cave tubing di Kalisuci maupun Goa Pindul. Gunung Api Purba Nglanggeran bisa menjadi pilihan jika ingin menyusuri tebing menuju puncak untuk melihat pemandangan sekitar. Malam hari juga bisa ditutup dengan menikmati indahnya kota dari Bukit Bintang sambil menyeduh kopi panas dan memakan beberapa potong roti bakar panas. 

Selanjutnya kawasan hutan pinus di Bantul. Terdapat banyak pilihan seperti Hutan Pinus Dlingo, Hutan Pinus Pengger, maupun Puncak Becici. Ada juga tempat wisata bernama Seribu Batu yang tidak hanya menawarkan pesona rindang hutan pinus namun disana terdapat beberapa spot seperti Rumah Hobbit, Panggung Teater, dan sebagainya. Jika ingin melihat pesona Sungai Oyo, maka Kebun Buah Mangunan bisa menjadi pilihan destinasi. Pantai Parangtritis, Pantai Depok, dan Pantai Goa Cemara juga terletak di Kabupaten Bantul. See? Tidak ada pantai di Kota Jogja. Jika surfing di laut sudah biasa, maka perlu dicoba surfing di pasir. Dimana lagi kalau bukan di Gumuk Pasir Parangkusumo. 

Belum lagi Wisata Gunung Merapi (karena belum pernah kesana, jadi belum tau ada apa aja disana), maka memang tidak cukup waktu satu hari untuk wisata alam di Jogja. Perlu diperhatikan juga, jika liburan pribadi maka harus disiapkan transportasi maupun rencana makan. Medan menuju lokasi tersebut bisa dibilang cukup menantang, dan pilihan makanan di sekitar tempat wisata juga kurang bervariasi. Membawa bekal bisa menjadi pertimbangan, atau membuat agenda berapa lama di satu destinasi wisata kemudian segera kembali ke Kota Jogja untuk menuju ke banyak tempat makan. Walaupun melelahkan dan jauh dari kota, wisata alam di daerah-daerah tersebut sangat direkomendasikan untuk dikunjungi.

New Year Resolution

Resolusi tahun baru. Menjelang tahun baru, banyak akun media sosial yang membagikan resolusi-resolusinya. Bermacam-macam juga meme bertebaran terkait dengan resolusi. 

Setiap orang memiliki resolusinya masing-masing, harapan-harapan yang ingin dicapai dalam satu tahun ke depan. Namun resolusi hanyalah resolusi tanpa realisasi jika hanya ditulis dan dibagikan, tanpa ada aksi nyata. Begitulah yang selama ini terjadi. Dan itu pula yang selama ini aku alami. 

Aku mencatat dan menuliskan resolusiku di sebuah notes pada tahun-tahun sebelumnya, tapi notes hanyalah notes, tanpa ada capaian yang pasti dari tulisan-tulisan itu. Akhirnya di penghujung tahun 2017 aku menulis status di Facebook tentang New Year Resolution, kurang lebih demikian “hopefully can be consistent on what i want to do”. 

Ya, konsisten adalah kunci realisasi goals yang kita harapkan, dan selama ini aku memang masih jauh dari kata konsisten. Setiap goal yang ingin aku capai tidak pernah bertahan lama karna aku hanya melakukannya dalam hitungan bulan, minggu, atau bahkan hari. Beberapa goals yang tak pernah benar-benar aku lakukan secara konsisten terkait dengan lifestyle seperti olahraga, restriksi makanan, dan perawatan kulit dan wajah. 

Ya, memang pada awalnya akan rutin dilakukan, tapi semua tak pernah bertahan lama. Demikian pula dengan agenda harian maupun to do list yang rutin dibuat, tidak semuanya bisa dikerjakan sesuai deadline. Walaupun semuanya tetap terlaksana tapi aku tidak benar-benar optimal melakukannya. 

Namun di tahun yang baru ini aku bertekad untuk mulai mewujudkan goals yang telah kususun sendiri, melakukan to do list yang aku sepakati dengan diriku sendiri, dan satu bulan pertama di tahun 2018 berjalan dengan baik. Aku melakukan to do list yang aku buat walaupun masih belum sempurna, tapi semua kulakukan dan kukerjakan sesuai target, dan pencapaianku ada pada skin care routine. Aku berhasil melakukan skin care routine secara teratur, memaksa diri untuk merawat wajah dua kali sehari. Memang belum begitu berefek karna aku baru bertekad untuk menjadikannya rutinitas dan resolusi tahun ini di pertengahan bulan, jadi sampai sekarang bisa dibilang baru 2 mingguan (satu minggu pertama belum rutin). 

Apakah aku bisa konsisten? Aku tidak bisa bilang pasti, tapi aku akan menjawab harus. Aku kini rajin membawa tas kecil berisi satu set skin care routine-ku ke manapun aku pergi, bahkan saat aku menginap di kost temanku, aku tetap melakan skin care routine di depannya (sebelumnya aku selalu meninggalkan skin care routine jika tidak di kost). Saat di rumah pun aku telaten bangun pagi dan segera melakukan skin care routine sebelum mendapat perintah-perintah untuk membantu orangtua. Malamnya, paling tidak tiap jam 9 aku mulai melakukan skin care routine, begitu selama beberapa hari terakhir. 

Untuk urusan olahraga dan mengatur pola makan, masih sulit memang untuk bisa konsisten. Tapi aku mulai konsisten menulis daily meals di buku jurnal dan log-ku. Ya, dengann mempunyai food record ada harapan untuk lebih terpacu dalam menjaga pola makan dan asupan makanan. Intinya, aku sendiri sekarang tengah berjuang. Berjuang untuk menjaga kekonsistensianku dalam mewujudkan agenda harian dan mecapai target hidupku. Resolusi itu, kita lihat nanti apakah dapat benar-benar terealisasi, atau hanya akan menjadi resolusi semu.

Datang dan Menyapa

Welcome back to my blog! Ya, ini kalimat yang tepat buat aku sendiri. Setelah lebih dari satu tahun tidak menulis disini, dan tulisan terakhir adalah copy paste hasil karya cerpen semasa SMA.

Mengapa datang dan kembali? Karna, rindu menulis. Sejujurnya, selama ini selalu ingin mengisi blog ini dengan coretan-coretan tapi aku dipusingkan oleh konsep dan tema, apa yang aku tulis, artikel seperti apa yang bermanfaat, apakah menulis ini penting, dan sebagainya. Akhirnya aku memutuskan untuk menulis apa yang ingin aku tulis, tanpa memikirkan apakah tulisanku bertema atau tidak, aku hanya menulis untuk menyalurkan hobi, mengeluarkan semua isi pikiranku.

Ya, setelah sekian lama aku akan berusaha untuk lebih rajin menulis lagi dan tidak membiarkan blog ini berdebu :)

Satu Bulan Internsip

Hola, ternyata sudah satu bulan tidak menulis. Padahal terlalu banyak kegelisahan-kegelisahan yang dialami dalam satu bulan ini, haha. Tap...